Yamaha Bercanda, Mimpi Quartararo di MotoGP Italia 2025 Hancur?

Yamaha Bercanda, Mimpi Quartararo di MotoGP Italia 2025 Hancur?

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, Mengutarakan Rasa Kecewa Mendalam Usai MotoGP Italia 2025.

Seri MotoGP Italia 2025 yang digelar di Sirkuit Mugello pada Minggu (22/6/2025) kemarin meninggalkan rasa frustrasi bagi Fabio Quartararo. Meski memulai balapan dari posisi keempat, jalannya akhir pekan tersebut sama sekali tidak mudah bagi El Diablo, julukan akrab rider berusia 26 tahun itu.

Perjuangan Quartararo di Mugello sudah dimulai sejak hari pertama. Ia sempat mengalami dislokasi bahu setelah terjatuh dalam sesi latihan bebas. Namun, di tengah rasa sakit yang memaksanya berlutut di area kerikil tikungan 4, Quartararo menunjukkan mental baja. Ia berhasil mencatatkan waktu single lap yang kompetitif, mengamankan posisi keempat di sesi kualifikasi.

Sayangnya, kecepatan satu putaran yang mumpuni itu tak mampu menjamin performa gemilang bagi pabrikan asal Iwata, Jepang, Yamaha, dalam sesi balapan. Pada sprint race yang berlangsung 11 lap, Quartararo justru gagal meraih poin setelah hanya mampu finis di posisi ke-10, satu setrip di bawah zona poin minimal.

Usai menjalani sprint race, nada pesimistis tak terhindarkan dari Quartararo. Ia bahkan sempat ragu bisa merampungkan balapan utama dengan kondisi motor YZR-M1 tunggangannya yang bermasalah. Keluhan utamanya adalah fenomena ‘chattering’, getaran frekuensi tinggi pada mesin yang bisa berasal dari ban depan atau belakang, dan seringkali membuat pembalap frustrasi. Kondisi ini secara signifikan memengaruhi stabilitas motor saat dipacu dalam kecepatan tinggi.

Meskipun demikian, kekhawatiran juara dunia MotoGP 2021 itu tidak sepenuhnya terwujud. Ia berhasil menyelesaikan balapan utama yang berlangsung 23 putaran penuh. Namun, rasa kecewa tetap tak terhindarkan setelah Quartararo hanya mampu finis di posisi ke-14 dan hanya mendulang 2 poin.

Mengungkapkan perasaannya, Quartararo menyebut MotoGP Italia 2025 sebagai sebuah “bencana” baginya karena ketidakmampuannya untuk tampil kompetitif sepanjang balapan. “Itu adalah sebuah bencana,” kata Quartararo, seperti dilansir BolaSport.com dari laman Speedweek.com.

Performa motor menjadi sorotan utama bagi rekan setim Alex Rins ini. Menurutnya, kelemahan motor terasa di berbagai aspek penting. “Cengkeraman motor sangat buruk sepanjang akhir pekan ini,” jelas Quartararo. “Motornya tidak merespons seperti yang saya inginkan, perubahan arahnya lamban. Dan secara fisik, situasi itu menjadi sangat sulit terutama dengan bahu saya yang cedera,” imbuhnya.

Keterbatasan motor Yamaha membuat Quartararo tidak dapat mengulang ritme menjanjikan yang sering ia tunjukkan di Mugello. “Saya berharap lebih banyak di sini, terutama di Mugello, saya selalu cepat dan sekarang ini kami benar-benar tertinggal jauh,” ungkap Quartararo dengan nada frustrasi.

Ia juga menjelaskan kesulitan fisiknya akibat performa motor yang kurang optimal. “Secara fisik saya sudah mencapai batas maksimal, saya hampir tidak bisa mengontrol diri saat di braking zone. Saya harus melambat dengan sengaja untuk menghindari kecelakaan, ketika ban terlalu panas, perilaku motor berubah total. Di FP1, saya merasa paling baik dengan ban bekas (use tire), itu sudah menjelaskan semuanya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Quartararo menegaskan bahwa potensi motor Yamaha YZR-M1 saat ini belum memadai untuk bersaing memperebutkan kemenangan atau podium, bahkan untuk sekadar finis di posisi lima besar. “Sangat menyenangkan bisa mencatatkan waktu yang cepat sesekali, tapi yang terpenting adalah saat balapan,” pungkas Quartararo. “Dan potensi motor kami saat ini tidak berada di posisi lima besar.”