Blog & Tips – Memulai bahtera rumah tangga seringkali diiringi keputusan besar, salah satunya adalah tinggal bersama mertua atau orang tua. Bagi banyak pasangan muda, pilihan ini menjadi jembatan transisi menuju kemandirian, terutama dengan mempertimbangkan alasan ekonomi. Namun, beradaptasi dalam satu atap dengan keluarga besar tidak selalu mulus dan kerap menjadi pemicu konflik rumah tangga.
Berbagai gesekan bisa muncul akibat belum adanya batasan dan peran yang jelas antara pasangan dengan anggota keluarga lainnya. Untuk mengatasi tantangan ini, Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., menekankan pentingnya komunikasi yang sehat serta kesepakatan yang dibentuk sejak awal pernikahan. Menurut Meity, campur tangan pihak ketiga, terutama dari keluarga besar, seringkali menjadi ‘batu sandungan’ dalam pernikahan. Oleh karena itu, membangun ‘jarak’ yang sehat adalah kunci untuk menjaga keharmonisan.
Baca juga: Hati-hati, Konflik dengan Mertua Bisa Picu Masalah Rumah Tangga
7 Tips damai tinggal bersama mertua menurut psikolog
- Sepakati batasan dengan pasangan sejak awal
Langkah pertama adalah membahas dan menyepakati hal-hal krusial bersama pasangan, seperti pengasuhan anak, pengelolaan keuangan, hingga pembagian peran dalam rumah tangga. Setelah itu, komunikasikan kesepakatan ini kepada mertua dengan cara yang sopan dan terbuka. Meity menjelaskan bahwa ini bukan tentang menjauh, melainkan menjaga otonomi hubungan kalian sebagai pasangan. Ini adalah upaya untuk memastikan ada area yang tetap menjadi ranah privasi dan keputusan bersama kalian.
- Utamakan komunikasi antarpasangan
Apabila muncul masalah atau ketidaknyamanan, prioritaskan untuk mendiskusikannya terlebih dahulu secara pribadi antara suami dan istri. Hindari membawa atau melibatkan orang tua atau mertua secara langsung dalam setiap permasalahan yang kalian hadapi. Ini akan memperkuat ikatan dan pemahaman di antara kalian.
Baca juga: 5 Cara Ibu Mertua Dekat dengan Menantu Perempuan, Berkaca dari Masalah Victoria Beckham
- Hargai mertua sebagai tuan rumah
Selama periode tinggal bersama mertua, menunjukkan rasa hormat adalah hal yang krusial. Meity menyarankan untuk menghargai aturan dan kebiasaan di rumah tersebut, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. Misalnya, perhatikan jam makan, cara berpakaian di rumah, atau aturan kebersihan. Sikap respek ini membangun fondasi hubungan yang positif.
- Jangan bersikap seperti tamu
Ambilah peran aktif dalam berbagai urusan rumah tangga. Jangan hanya berdiam diri, melainkan ikut berkontribusi seperti membantu bersih-bersih, berbelanja kebutuhan harian, atau bahkan merawat orang tua jika memang diperlukan. Meity menambahkan, sikap proaktif ini secara signifikan dapat mengurangi potensi penilaian negatif atau ketegangan yang mungkin timbul di kemudian hari.
- Jaga sikap saat konflik terjadi
Jika ada gesekan atau perbedaan pendapat, hadapi dengan tenang dan penuh rasa hormat. Sangat penting untuk menghindari menyudutkan pasangan atau menjadikannya sebagai ‘penyambung lidah’ yang menyampaikan keluhan antara menantu dan mertua. Diskusikan masalah secara dewasa dan konstruktif.
- Luangkan waktu pribadi dengan pasangan
Meskipun tinggal bersama keluarga besar, penting untuk tetap menyisihkan waktu berkualitas berdua dengan pasangan. Momen ini krusial untuk menjaga keintiman emosional, memperkuat komunikasi suami-istri, serta merefleksikan hubungan kalian tanpa gangguan dari pihak lain.
Baca juga: 8 Cara Bijak Menghadapi Mertua Red Flag, Pastikan Kompak dengan Pasangan
- Punya rencana jangka panjang untuk mandiri
Meity menyarankan agar masa tinggal bersama mertua diperlakukan sebagai situasi sementara, bukan permanen. Tetapkan dan sepakati bersama pasangan mengenai waktu atau kondisi ideal untuk bisa hidup mandiri. Memiliki rencana jangka panjang yang jelas, baik dari segi finansial maupun tempat tinggal, akan memberikan harapan dan arah yang pasti bagi kedua belah pihak.
Baca juga: Perbedaan Nilai antara Mertua dan Menantu Bisa Jadi Benih Konflik Saat Tinggal Bersama
Tinggal bersama mertua bukan hal yang buruk
Meity menggarisbawahi bahwa konflik antara menantu dan mertua, terutama antara istri dan ibu mertua, memang seringkali timbul karena perbedaan gaya hidup, ekspektasi, dan cara berkomunikasi. Namun, dengan penerapan komunikasi yang tepat dan strategi yang bijak, hubungan ini tetap dapat terjalin dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan dan keharmonisan rumah tangga pasangan.