Powell Laporkan Inflasi ke Kongres AS: Suku Bunga Naik Lagi?

Powell Laporkan Inflasi ke Kongres AS: Suku Bunga Naik Lagi?

Blog & Tips JAKARTA — Pekan ini, Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat, akan menyampaikan pandangannya kepada Kongres. Pernyataan ini akan menjadi sinyal penting arah kebijakan moneter AS selanjutnya, yang berdampak luas pada perekonomian global, termasuk Indonesia.

Melansir Bloomberg (22/6/2025), setelah rilis data ekonomi kunci pada Jumat lalu dan keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga, Ketua The Fed, Jerome Powell, akan menjalani sidang selama dua hari di Capitol Hill. Ia akan kembali menjelaskan alasan di balik pendekatan kebijakan moneter yang cenderung hati-hati.

Meskipun kemungkinan penurunan suku bunga masih ada di tahun ini, Powell diperkirakan akan menekankan perlunya kejelasan lebih lanjut mengenai dampak kebijakan perdagangan Gedung Putih terhadap perekonomian. The Fed ingin memastikan dampak kebijakan tersebut sebelum mengambil langkah signifikan dalam kebijakan moneternya. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan inflasi yang masih menjadi perhatian utama.

: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.396,5 per Dolar AS, Pasar Kecewa Keputusan The Fed

Para ekonom memperkirakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti—yang tidak termasuk makanan dan energi—akan naik hanya 0,1% pada Mei, untuk bulan ketiga berturut-turut. Kenaikan ini merupakan yang terlemah dalam tiga bulan terakhir sejak pandemi lima tahun lalu, mengindikasikan perlambatan inflasi.

Meskipun pejabat The Fed umumnya memperkirakan tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump akan meningkatkan harga, proyeksi ekonomi terbaru menunjukkan prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi di tahun ini. Ini menunjukkan adanya trade-off antara pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Gubernur The Fed, Christopher Waller, bahkan menyatakan kepada CNBC bahwa dampak inflasi dari bea impor kemungkinan bersifat sementara. Ia melihat peluang untuk menurunkan biaya pinjaman mulai bulan depan. Keputusan kebijakan The Fed berikutnya akan diumumkan pada 30 Juli mendatang.

Sejumlah ekonom Bloomberg, termasuk Estelle Ou, Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, dan Chris G. Collins, menilai bahwa kenaikan indikator inflasi inti PCE pada Mei yang hanya 2 basis poin tergolong moderat. Kenaikan ini tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai risiko peningkatan inflasi di masa mendatang. Oleh karena itu, The Fed diperkirakan akan tetap berhati-hati dan menyeimbangkan antara pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Bersamaan dengan data inflasi Mei, laporan pemerintah juga diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan moderat selama dua bulan berturut-turut dalam pengeluaran rumah tangga. Dua bulan terakhir menunjukkan penurunan tajam dalam sentimen konsumen, sebagian disebabkan kekhawatiran akan dampak tarif yang lebih tinggi terhadap harga.

Selain data inflasi, para ekonom juga akan memperhatikan data pendapatan pribadi untuk menilai daya beli konsumen. Pertumbuhan pendapatan disposable yang disesuaikan dengan inflasi cukup kuat dalam tiga bulan hingga April, rata-rata 0,6%, yang merupakan angka tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Data ekonomi AS lainnya yang dirilis minggu ini meliputi penjualan rumah (existing dan baru) pada Mei, serta dua survei kepercayaan konsumen Juni. Pemerintah juga akan merilis laporan indikator ekonomi awal, termasuk perkiraan awal defisit perdagangan barang untuk Mei.

Selain kesaksian Powell di depan DPR pada Selasa dan Komite Perbankan Senat pada Rabu terkait laporan kebijakan semi-tahunan The Fed, sejumlah bankir sentral lainnya, termasuk Presiden Federal Reserve New York John Williams, juga akan tampil di forum publik.

Di Kanada, Statistik Kanada akan merilis data inflasi sebelum keputusan suku bunga Bank Kanada pada Juli. Bank Kanada tengah memantau inflasi inti yang lebih tinggi dari perkiraan dan telah mengindikasikan akan tetap menahan diri kecuali tekanan harga mendasar mereda. Data PDB berdasarkan sektor industri untuk April dan Mei diperkirakan akan menunjukkan penurunan ekspor dan investasi bisnis akibat tarif Trump.

Di berbagai negara lain, rilis data inflasi di Asia, penampilan kepala bank sentral zona euro dan Inggris, serta kemungkinan pemotongan suku bunga di Meksiko, juga akan menjadi sorotan utama dalam pekan ini.