Blog & Tips – , Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyuarakan harapan agar pemerintah mempertimbangkan kembali jumlah hari kerja efektif. Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin, Shinta Widjaja Kamdani, mengemukakan kekhawatiran bahwa banyaknya hari libur selama kuartal II tahun 2025 berpotensi menekan produktivitas perekonomian nasional.
“Salah satu rekomendasi utama yang kami dorong adalah peningkatan produktivitas ekonomi,” ujar Shinta pada Kamis, 12 Juni 2025. Ia menambahkan, “Kita harus bisa menghitung kembali jumlah hari kerja efektif, karena ini punya dampak sangat besar.” Pernyataan ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara waktu istirahat dan capaian ekonomi.
Faktanya, pada kuartal II 2025, periode April hingga Juni, Indonesia memiliki total sembilan hari libur nasional. Hari-hari libur tersebut meliputi perayaan besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Paskah, Waisak, dan Idul Adha. Di samping itu, terdapat pula delapan hari cuti bersama yang ditetapkan dalam periode yang sama, menambah panjang durasi libur di tengah tahun.
Tingkat produktivitas ekonomi dapat diukur melalui beragam metode. Ada pendekatan yang menghitungnya dengan membagi Produk Domestik Bruto (PDB) dengan total jam kerja. Namun, ada pula yang mengukurnya berdasarkan nilai pendapatan domestik bruto dibagi dengan jumlah penduduk, atau yang dikenal sebagai PDB per kapita. Metode PDB per kapita inilah yang digunakan untuk menyusun daftar negara dengan tingkat produktivitas tertinggi yang akan dibahas berikutnya.
Berikut adalah daftar negara dengan produktivitas tertinggi di tahun 2024, seperti yang dilansir dari World Population Review dan laman geographical.co.uk pada 4 Februari 2025, dengan menggunakan tolok ukur produk domestik bruto dibagi dengan jumlah penduduk atau PDB per kapita:
1. Luksemburg: 134.754 dolar
Luksemburg menduduki posisi puncak sebagai negara dengan tingkat produktivitas global tertinggi berdasarkan PDB per kapita, mencatatkan angka impresif 134.754 dolar. Meski secara geografis relatif kecil, negara di jantung Eropa ini berhasil menempati peringkat teratas baik di Uni Eropa maupun secara global. Kontributor utama produk domestik bruto Luksemburg adalah sektor keuangan, didukung oleh insentif pajak yang menarik bagi perusahaan besar dunia seperti Amazon dan Ferrero. Selain itu, perekonomiannya juga ditopang oleh sektor pariwisata, logistik, teknologi informasi, dan industri baja. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat aktif mendorong diversifikasi ekonomi ke arah energi hijau.
2. Singapura: 116.487 dolar
Singapura menempati posisi kedua sebagai negara dengan produktivitas tertinggi dunia, dengan PDB per kapita sebesar 116.487 dolar. Kontribusi terbesar PDB negara ini berasal dari sektor manufaktur dan jasa. Capaian ini menandai lompatan luar biasa sejak kemerdekaannya pada tahun 1965. Hanya dalam enam dekade, Singapura bertransformasi dari negara berpenghasilan rendah menjadi salah satu ekonomi paling maju di dunia. Dilansir dari Geographical, Singapura bahkan meraih peringkat pertama global untuk pengembangan sumber daya manusia.
3. Irlandia: 106.456 dolar
Irlandia mencatat pendapatan per kapita sebesar 106.456 dolar, didorong signifikan oleh kehadiran perusahaan multinasional besar yang menjadikan negara ini sebagai basis operasional mereka. Raksasa teknologi dan farmasi seperti Google, Microsoft, Meta, dan Pfizer dilaporkan berkontribusi sekitar 56 persen terhadap nilai tambah bruto ekonomi Irlandia pada tahun 2022. Salah satu faktor utama yang menarik perusahaan-perusahaan ini adalah kebijakan tarif pajak perusahaan yang rendah, menjadikannya destinasi investasi yang sangat menarik.
4. Qatar: 93.521 dolar
Qatar berada di peringkat keempat negara paling produktif di dunia, dengan PDB per kapita sebesar 93.521 dolar. Pertumbuhan ekonomi negara ini didukung oleh cadangan minyak dan gas alam yang melimpah, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu produsen dan pengekspor energi global utama. Sejak tahun 2016, sektor nonmigas Qatar juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sekitar 40 persen, didorong oleh ekspansi industri konstruksi serta kebijakan pemerintah yang proaktif menarik investasi swasta, termasuk melalui kepemilikan asing penuh di berbagai sektor.
5. Bermuda: 85.192 dolar
Terakhir, ada Bermuda, dengan PDB per kapita sebesar 85.192 dolar. Menurut Geographical, pertumbuhan ekonomi Bermuda ditopang oleh dominasi bisnis internasional yang menyumbang sekitar 85 persen dari total PDB, jauh melampaui kontribusi sektor pariwisata yang hanya sekitar lima persen. Statusnya sebagai yurisdiksi dengan pajak rendah atau tanpa pajak—khususnya tanpa pajak penghasilan perusahaan—menjadikan Bermuda destinasi favorit bagi perusahaan global, yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen pada tahun 2023.
Alfitria Nefi P turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mengapa Usul Kenaikan Pajak Rumah Tapak Menuai Kritik?