Blog & Tips Konsultan sepak bola Eropa, Richard Harcus, semprot Vietnam yang salah kaprah bedakan pemain keturunan dan naturalisasi.
Konsultan sepak bola Eropa terkemuka, Richard Harcus, baru-baru ini melontarkan kritik tajam kepada publik Vietnam atas kesalahpahaman fundamental mereka dalam membedakan antara pemain keturunan dan naturalisasi. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas pandangan keliru yang banyak beredar mengenai skuad Timnas Malaysia.
Kegerahan Harcus muncul setelah melihat banyaknya opini di kalangan publik Vietnam, termasuk media, yang keliru menganggap skuad Harimau Malaya saat ini dipenuhi oleh para pemain naturalisasi. Harcus merasa terpanggil untuk memberikan penjelasan spesifik demi meluruskan pandangan yang menyesatkan ini, sembari membela integritas tim Malaysia.
Richard Harcus sendiri memiliki pandangan tegas mengenai isu naturalisasi pemain secara umum. Baginya, praktik naturalisasi cenderung menjadi solusi jangka pendek yang superfisial, seperti “plester untuk luka yang dalam.” Ia menentang keras fenomena ini karena dianggap dapat mengikis identitas sejati suatu bangsa dalam konteks olahraga internasional.
“Saya menentang keras, naturalisasi bukanlah solusi. Itu cuma plester untuk luka yang dalam,” tegas Richard Harcus. “Timnas Vietnam bukanlah tim tenis meja Singapura, ini adalah tim sepak bola nasional yang mewakili identitas suatu bangsa.”
Di tengah diskusinya, ada satu hal yang secara khusus memicu kemarahan Harcus hingga ia merasa perlu memberikan penjelasan panjang lebar. Hal tersebut berkaitan langsung dengan definisi dan perbedaan antara pemain keturunan dan naturalisasi yang seringkali disalahartikan oleh publik Vietnam, terutama dalam konteks perbandingan dengan Timnas Malaysia.
Timnas Indonesia Bukan Tim Tangguh? Peter Cklamovski: Malaysia Butuh Lawan Kuat!
Harcus membela Malaysia dengan keras, menegaskan bahwa anggapan mengenai skuad Harimau Malaya yang dipenuhi pemain naturalisasi adalah sebuah kesalahan besar. Menurutnya, pernyataan semacam itu tidak hanya bodoh, tetapi juga berpotensi rasis, karena gagal memahami dasar kewarganegaraan para pemain tersebut.
Ia menjelaskan bahwa para pemain yang memperkuat Timnas Malaysia saat ini adalah warga negara Malaysia berdasarkan darah atau keturunan, bukan melalui proses naturalisasi. Harcus bahkan membandingkannya dengan kasus Nguyen Xuan Son dari Vietnam yang memang merupakan pemain naturalisasi asli dari Brasil, menekankan perbedaan status yang sangat jelas dan sah secara hukum.
“Lebih buruk lagi, saya melihat banyak orang (termasuk media) menyebut skuad Malaysia sebagai pemain yang semuanya dinaturalisasi,” ungkap Harcus. “Itu adalah pernyataan yang salah, bodoh dan bahkan rasis. Tidak ada satu pun pemain di skuad Malaysia saat ini yang merupakan pemain naturalisasi. Semuanya adalah warga negara Malaysia berdasarkan darah atau keturunan. Sementara Nguyen Xuan Son dari Vietnam merupakan pemain naturalisasi,” lanjutnya, memperjelas perbedaan krusial tersebut.
Menurut Richard Harcus, kegagalan dalam memahami dan membedakan antara pemain keturunan dan pemain naturalisasi merupakan kesalahan yang sangat serius dalam dunia sepak bola. Ia menegaskan bahwa praktik pemain keturunan ini sepenuhnya sah dan sesuai dengan aturan FIFA, serta telah lama diterima secara global sebagai bagian dari dinamika sepak bola modern.
Versi Baru Timnas Malaysia dari Turnamen Kontra Iran dan Uzbekistan
“Kegagalan membedakan antara keturunan dan naturalisasi adalah kesalahan serius,” kata Richard Harcus lagi. “Sepak bola dunia telah lama menerima bahwa para pemain bermain untuk negara asal mereka. Jika anak-anak saya lahir di Vietnam, saya akan bangga jika mereka bermain untuk tim nasional Vietnam. Dan itu akan sepenuhnya sah menurut aturan FIFA. Ini bukan tentang siapa yang bermain untuk siapa. Ini tentang bagaimana kita memandang mereka,” tutup Harcus, mengajak semua pihak untuk lebih bijak dan adil dalam menilai identitas serta latar belakang para pemain di kancah sepak bola internasional.