Blog & Tips – , Jakarta – Memasuki hari ketiga operasi pencarian, tim SAR gabungan masih belum menemukan korban baru dari insiden tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. Operasi yang intensif ini, digelar sejak Jumat, 4 Juli 2025, telah melibatkan penyisiran dari laut, udara, hingga darat. Namun, hingga pukul 16.00 WIB, upaya penemuan korban tambahan belum membuahkan hasil signifikan.
Pilihan Editor:Polusi Udara Jakarta: Mengapa Tak Kunjung Pergi
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, mengonfirmasi bahwa hingga Jumat sore, tidak ada penambahan jumlah korban jiwa yang berhasil ditemukan. “Pencarian hari ini dimulai sejak pukul 07.00 WIB, namun belum ada tanda-tanda keberadaan korban,” jelas Eko dalam keterangan resmi yang dirilis Jumat, 4 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Basarnas turut mengoreksi data jumlah korban selamat yang sebelumnya dirilis. Dari laporan awal 29 orang, setelah rekonfirmasi menyeluruh dengan PT. ASDP dan pihak kepolisian, angka penyintas kini menjadi 30 orang. Sebanyak 21 korban telah diserahkan kembali kepada keluarga mereka di Ketapang, sementara sembilan lainnya diserahkan di Gilimanuk.
Eko lebih lanjut menjelaskan kasus satu korban selamat, Yudi alias Wahyudi, yang sempat tidak tercatat sebagai penyintas karena langsung dijemput oleh keluarga tanpa melapor ke Posko SAR Gabungan. Dengan pembaruan ini, total korban yang ditemukan hingga hari ini berjumlah 36 orang, meliputi 30 orang selamat dan enam orang meninggal dunia. Sementara itu, 29 penumpang lainnya masih terus dalam pencarian.
Fokus utama pencarian di laut diarahkan ke perairan Selat Bali, meliputi area dari utara hingga selatan. Tiga tim rescue unit (SRU) udara juga turut dikerahkan untuk menyisir wilayah dari arah yang serupa. Sedangkan tim SRU darat bertugas melakukan pemantauan intensif di sepanjang garis pantai, baik di sisi Ketapang (Jawa Timur) maupun Gilimanuk (Bali).
Salah satu kendala utama yang dihadapi dalam operasi pencarian hari ini adalah kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Berdasarkan data terkini dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi, kondisi di Selat Bali ditandai dengan hujan ringan, hembusan angin 4–14 knot dari arah selatan-barat daya, serta gelombang setinggi 0,4–1,25 meter. Arus laut juga dominan bergerak ke selatan dengan kecepatan antara 0,86–2,06 m/s.
Basarnas juga menanggapi informasi dari Kedutaan Besar Malaysia terkait dugaan adanya warga negara asing asal Malaysia yang menjadi penumpang kapal. Setelah melakukan penelusuran mendalam terhadap nomor polisi mobil travel yang disebutkan, Eko menyatakan bahwa tidak ditemukan nama WNA yang dimaksud dalam manifest kendaraan tersebut. “Nomor polisi kendaraan itu memang terdaftar, tapi tidak ditemukan nama WNA yang dimaksud,” tegasnya.
Operasi pencarian ini merupakan hasil kolaborasi besar yang melibatkan setidaknya 34 instansi dan unsur relawan. Di antara pihak-pihak yang terlibat adalah Kantor Pusat Basarnas, Kantor SAR Surabaya dan Denpasar, TNI AL Banyuwangi dan Gilimanuk, Ditpolairud Polda Jatim, Wing Udara 2 TNI AL, hingga komunitas nelayan lokal. Beragam alat utama pun dikerahkan, seperti helikopter Basarnas Dauphin HR 3606, helikopter Ditpolairud, KRI Tongkol 517, KN SAR Permadi, serta speed boat dan kapal pengawas dari berbagai instansi untuk memaksimalkan upaya penemuan.