Blog & Tips – , Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah memuncak saat serangan Israel dilaporkan menargetkan sejumlah fasilitas krusial Iran. Pada Ahad, 15 Juni 2025, CNN melaporkan bahwa Israel melancarkan operasi berisiko tinggi yang secara spesifik mengincar tiga fasilitas nuklir utama Iran: Natanz, Isfahan, dan Fordow. Operasi ini bertujuan jelas untuk mengganggu program nuklir Iran yang kontroversial, di samping menargetkan markas militer dan tokoh penting.
Di antara target-target tersebut, fasilitas nuklir Natanz disebut mengalami dampak paling parah. Dua pejabat AS mengonfirmasi kepada CNN bahwa serangan Israel berhasil memutus pasokan listrik di area bawah tanah yang menampung ribuan sentrifus. Pemutusan daya yang mendadak ini sangat krusial karena mesin-mesin sentrifus yang vital untuk pengayaan uranium tersebut berisiko mengalami kerusakan atau bahkan kehancuran permanen. Meskipun Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa bagian bawah tanah tidak terkena serangan langsung, hilangnya pasokan listrik diyakini akan berdampak besar pada operasional sentrifus. Analisis citra satelit dari Maxar Technologies lebih lanjut menguatkan laporan ini, menunjukkan kerusakan berat pada dua bangunan di kompleks Natanz. Walaupun tidak ada dampak radiasi yang terdeteksi di luar fasilitas, IAEA mengonfirmasi adanya kontaminasi kimia dan radiologi di dalam kompleks tersebut, mengindikasikan tingkat kerusakan internal yang signifikan.
Isfahan
Selain Natanz, Isfahan, yang merupakan pusat penelitian nuklir terbesar di Iran, juga tidak luput dari serangan. Meskipun pemerintah Iran bersikeras bahwa kerusakan hanya terbatas pada sebuah gudang, IAEA menyanggah klaim tersebut, melaporkan bahwa empat bangunan utama di kompleks itu mengalami kerusakan serius. Israel, dalam klaimnya, menyatakan telah menghancurkan infrastruktur vital di Isfahan, berdasarkan informasi intelijen yang mengindikasikan Iran sedang melanjutkan upaya pengembangan bom nuklir. Fasilitas strategis ini, yang dibangun dengan dukungan Tiongkok pada tahun 1984, mempekerjakan sekitar 3.000 ilmuwan dan menjadi lokasi berbagai reaktor riset, fasilitas konversi uranium, serta pabrik pelapis zirkonium.
Fordow
Berbeda jauh dengan kondisi Natanz dan Isfahan, fasilitas nuklir Fordow yang tersembunyi di bawah pegunungan dekat Qom, dilaporkan tidak mengalami kerusakan berarti. Fordow adalah lokasi yang sangat strategis karena menampung sentrifus canggih yang mampu memperkaya uranium hingga tingkat yang dapat digunakan untuk senjata nuklir. Tampaknya, serangan Israel gagal menembus perlindungan bawah tanah yang sangat kuat di Fordow. Lebih lanjut, sistem pertahanan udara Iran berhasil menembak jatuh sejumlah drone Israel di sekitar wilayah tersebut. Para ahli memperingatkan bahwa selama Fordow tetap beroperasi, kapasitas Iran untuk melanjutkan program nuklirnya akan tetap terbuka, sebuah pandangan yang didukung oleh citra satelit Maxar yang tidak menunjukkan kerusakan signifikan di lokasi tersebut.
Fasilitas Nuklir dan Militer Lainnya
Selain target-target utama, fasilitas nuklir Arak, yang sebelumnya menarik perhatian internasional karena reaktor air beratnya, dilaporkan lolos dari kerusakan dalam gelombang pertama serangan Israel. Kendati demikian, agresi Israel juga meluas ke beberapa lokasi militer strategis lainnya. Di Piranshahr, dekat perbatasan Irak, sebuah bangunan militer kecil dilaporkan rata dengan tanah. Sementara itu, di Teheran barat, fasilitas yang dimiliki oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menderita kerusakan parah. Dampak serangan ini tidak hanya berupa kerusakan infrastruktur, tetapi juga menelan korban jiwa, termasuk beberapa tokoh militer penting, salah satunya adalah Kepala IRGC, Mayjen Hossein Salami.
Menanggapi situasi ini, Ali Vaez dari International Crisis Group menyatakan bahwa seluruh rantai pasokan nuklir Iran kini telah terganggu secara signifikan. Namun, ia memberikan peringatan penting: kerusakan ini belum tentu menandai berakhirnya ambisi nuklir Iran. Vaez menjelaskan, “Rantai ini kini telah putus, tetapi bisa saja disatukan kembali dalam hitungan bulan, karena Iran memiliki pengetahuan dan material yang dibutuhkan untuk itu.” Analisis ini menyoroti resiliensi program nuklir Iran meskipun telah diserang.
Hingga saat ini, Israel belum memberikan indikasi resmi mengenai kelanjutan operasi militernya. Namun, pesan yang disampaikan melalui serangan ini sangatlah jelas: infrastruktur nuklir Iran akan terus menjadi sasaran jika program nuklirnya yang kontroversial tetap berlanjut, menunjukkan komitmen Israel untuk mencegah Iran mencapai kapasitas nuklir militer.
Pilihan Editor: Peluang dari Penurunan Suku Bunga The Fed