KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan dengan penguatan tipis, meskipun menghadapi volatilitas. Pada penutupan perdagangan Jumat (13/6), IHSG berada di level 7.166,06, mencatat penurunan harian sebesar 0,53%. Namun, secara akumulatif dalam sepekan, IHSG berhasil membukukan kenaikan 0,74%, menunjukkan resistensi pasar yang patut dicermati.
Meskipun demikian, menurut Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, pergerakan IHSG yang mencatatkan kenaikan sepekan ini membentuk pola shooting star, sebuah indikasi bearish candle yang menandakan potensi pembalikan arah melemah. Pola ini mengisyaratkan kehati-hatian bagi para pelaku pasar di tengah gejolak global.
Imam menyampaikan bahwa perhatian pelaku pasar pada pekan ini akan terfokus pada dua agenda krusial. Pertama, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Kedua, meningkatnya ketegangan dalam konflik antara Israel dan Iran, yang berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi global.
Kinerja Emiten LQ45 Masih Lesu, Cermati Prospek dan Saham Pilihan Analis
Konflik Israel-Iran, seperti diuraikan Imam, telah meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah. Eskalasi yang berkelanjutan berpotensi melibatkan negara-negara lain seperti Lebanon (melalui Hezbollah), Suriah, dan Yaman (Houthi). Bahkan, campur tangan negara dengan kekuatan militer besar seperti AS juga menjadi skenario yang patut diperhitungkan, menambah kompleksitas dan ketidakpastian pasar.
“Maka dari itu, pada pekan ini PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan IHSG akan cenderung melemah dengan level support di 6.994 dan resistance di 7.239,” papar Imam dalam risetnya, Senin (16/6). Proyeksi ini menggarisbawahi pentingnya strategi defensif dalam menghadapi dinamika pasar yang tidak menentu.
Berikut rekomendasi saham pilihan dari IPOT yang dapat dicermati untuk pekan ini, didasarkan pada analisis mendalam terhadap katalis global dan domestik:
1. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
Analisis: Konflik yang memanas antara Israel dan Iran secara signifikan memicu kenaikan harga minyak global. Hal ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran serius akan terganggunya jalur distribusi vital melalui Selat Hormuz, yang merupakan jalur ekspor sekitar 20% dari pasokan minyak dunia setiap hari. Negara-negara eksportir minyak utama seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan Uni Emirat Arab sangat bergantung pada jalur ini untuk mengirimkan minyak mentah ke pasar global di Asia, Eropa, dan Amerika. Pada 2019 dan 2020, saat Iran dan AS bersitegang, harga minyak bahkan sempat melonjak lebih dari 10% dalam waktu singkat akibat ancaman penutupan Selat Hormuz.
- Rekomendasi: Buy
- Entry: Rp 1.400
- Target harga: Rp 1.500
- Stop loss: Di bawah Rp 1.360
Kinerja Emiten LQ45 Masih Lesu, Begini Prospek dan Rekomendasi Analis
2. PT Elnusa Tbk (ELSA)
Analisis: ELSA, sebagai bagian dari sektor energi, juga terpengaruh oleh konflik global terbaru. Eskalasi antara Israel dan Iran kembali memicu kenaikan harga minyak global, utamanya karena kekhawatiran akan gangguan di Selat Hormuz. Jalur maritim strategis ini, yang dilewati 20% pasokan minyak dunia setiap hari, sangat vital bagi negara-negara pengekspor minyak besar. Kenaikan harga minyak berpotensi menguntungkan emiten di sektor penunjang energi seperti ELSA.
- Rekomendasi: Buy on breakout
- Entry: Rp 520
- Target harga: Rp 545
- Stop loss: Di bawah Rp 505
ELSA Chart by TradingView
Proyek Strategis Berpotensi Dongkrak Kinerja Indosat (ISAT), Cek Rekomendasi Analis
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Analisis: Konflik geopolitik antara Israel dan Iran telah memicu gelombang “safe haven flows” yang mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman, salah satunya emas. Goldman Sachs memproyeksikan harga emas dunia akan melonjak menuju US$ 3.700/troy ounce pada akhir 2025. Sejalan dengan itu, Bank of America (BofA) juga memproyeksikan harga emas akan mencapai kisaran US$ 4.000/troy ounce dalam 12 bulan ke depan, dengan konflik Timur Tengah sebagai katalis utama yang mendorong kenaikan signifikan ini. Prospek harga emas yang menguat tentu menjadi sentimen positif bagi ANTM.
- Rekomendasi: Buy on breakout
- Entry: Rp 3.350
- Target harga Rp 3.600
- Stop loss: Di bawah Rp 3.240