Kabar mengejutkan datang dari UEFA, di mana sejumlah klub top Eropa, termasuk Chelsea, Aston Villa, dan Barcelona, telah dijatuhi sanksi finansial berat. Chelsea, raksasa Liga Inggris, menjadi sorotan utama dengan denda fantastis yang mencapai 78,5 juta pound, sebuah pukulan telak di tengah persiapan mereka menghadapi Piala Dunia Klub 2025.
Meskipun tim asuhan Enzo Maresca (Chelsea) dijadwalkan bertanding melawan Palmeiras di babak perempat final pada Sabtu, 5 Juli 2025, dan diproyeksikan meraup keuntungan besar dari partisipasi mereka di turnamen FIFA tersebut, kenyataan pahit justru datang dari Badan Pengurus Sepak Bola Eropa. Pada hari Jumat lalu, diumumkan bahwa The Blues tidak hanya dijatuhi denda besar, tetapi juga berpotensi menghadapi pembatasan dalam pendaftaran pemain baru untuk Liga Champions musim depan, sebuah ancaman serius bagi ambisi mereka di kancah Eropa.
Berapa Besar Denda yang Dijatuhkan UEFA kepada Chelsea?
Sebagai bagian dari perjanjian penyelesaian, Chelsea diwajibkan membayar denda sebesar 26,7 juta pound. Angka ini masih bisa bertambah dengan biaya bersyarat hingga 51,8 juta pound, menjadikan total potensi denda mencapai 78,5 juta pound. Sementara itu, Aston Villa juga tak luput dari sanksi, diperintahkan membayar 9,5 juta pound, ditambah denda bersyarat sebesar 12,9 juta pound. Klub-klub lain seperti Barcelona, Lyon, Besiktas, Panathinaikos, dan Hajduk Split turut dihukum, namun tak ada yang seberat sanksi yang diterima Chelsea.
Mengapa Chelsea Didenda oleh UEFA?
Badan Pengawas Keuangan Klub UEFA (CFCB) telah menyatakan Chelsea bersalah atas dua pelanggaran krusial terhadap peraturan keuangan. Pelanggaran pertama adalah terkait dengan aturan pendapatan sepak bola. UEFA menemukan bahwa pemilik klub secara efektif menjual kembali dua hotel yang mereka miliki kepada diri mereka sendiri untuk mengumpulkan pendapatan sebesar 76,5 juta pound. Selain itu, mereka juga menjual kembali tim wanita mereka untuk menyeimbangkan keuangan. Meskipun “celah” ini diizinkan di Liga Inggris, UEFA bersikap tegas menentangnya, menganggapnya sebagai manipulasi pendapatan yang tidak sesuai dengan semangat aturan keberlanjutan keuangan.
Pelanggaran kedua adalah terkait dengan aturan biaya skuad. UEFA menetapkan bahwa sebuah klub hanya boleh menghabiskan maksimal 70 persen dari pendapatan mereka untuk biaya transfer. Namun, Chelsea tercatat menghabiskan sekitar 80 hingga 90 persen dari pendapatan mereka untuk transfer pada tahun keuangan lalu, jauh melampaui batas yang diizinkan. Sebagai bagian dari kesepakatan penyelesaian ini, UEFA telah menetapkan target keuangan spesifik untuk The Blues selama empat tahun ke depan. Jika target ini tidak terpenuhi, denda bersyarat akan diberlakukan. Lebih lanjut, baik Chelsea maupun Aston Villa akan dibatasi dalam mendaftarkan pemain baru untuk skuad Liga Champions dan Liga Europa musim depan, di mana biaya pemain baru tidak boleh lebih besar dari biaya pemain yang mereka gantikan, sebuah langkah ketat untuk memastikan disiplin finansial.
Pernyataan Resmi Chelsea tentang Denda UEFA
Menanggapi sanksi ini, Chelsea FC merilis pernyataan resmi: “Chelsea FC telah menandatangani perjanjian penyelesaian dengan UEFA mengenai defisit titik impas yang dilaporkan oleh klub berdasarkan Peraturan Keberlanjutan Keuangan UEFA yang mencakup tahun keuangan 2022/2023 dan 2023/2024. Klub juga setuju untuk membayar denda sebagai akibat dari rasio biaya skuad Klub pada tahun pelaporan 2024 yang berada di antara 80 dan 90 persen.”
Pernyataan tersebut melanjutkan: “Klub telah bekerja sama secara erat dan transparan dengan UEFA untuk memberikan rincian lengkap dan terperinci mengenai pelaporan keuangannya, yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan klub berada pada lintasan peningkatan yang kuat. Chelsea FC sangat menghargai hubungannya dengan UEFA dan menganggap penting untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan menandatangani perjanjian penyelesaian.” Pernyataan ini menunjukkan komitmen klub untuk mematuhi regulasi dan memperbaiki kondisi finansial mereka di masa mendatang.