JAKARTA, KOMPAS.TV – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Yoyok Riyo Sudibyo berharap agar pemandu atau tour guide tidak meninggalkan wisatawan saat mendampingi mereka di destinasi wisata ekstrem.
Ia menyampaikan hal itu usai insiden pendaki warga negara Brasil, Juliana Marins, tewas setelah terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menurutnya, insiden tersebut merupakan peringatan keras bagi semua pihak agar lebih serius memperhatikan keselamatan wisatawan, terutama di destinasi dengan risiko tinggi.
Jenazah Pendaki Asal Brasil Juliana Marins Dipulangkan ke Negaranya Usai Diotopsi
“SOP bagi wisata ekstrem perlu dievaluasi betul-betul. Pengawasan harus ditingkatkan. Harus ada pemandu atau guide tour yang dinamakan porter. Pendamping tidak boleh meninggalkan siapapun sendirian,” kata Yoyok dalam siaran pers, Selasa (1/7/2025) dikutip Kompas.com.
Selain itu, ia juga berharap agar pendaki menaati segala macam aturan sebelum mendaki gunung tersebut.
“Pendaki juga harus mentaati segala peraturan sebelum naik gunung yang ditentukan di basecamp masing-masing pengelola. Biasanya peraturannya dituliskan oleh pengelola yang dipasang di basecamp,” ujarnya.
Terlebih, lanjut dia, beberapa hari setelah insiden jatuhnya Marins, seorang pendaki asal Malaysia berinsial NAH dilaporkan terpeleset di jalur menuju Danau Segara Anak Rinjani.
“Lokasi jatuhnya Juliana bukanlah titik baru bagi kecelakaan. Kawasan yang sama juga telah mencatat beberapa insiden. Seharusnya pengelola mampu menangani situasi darurat, termasuk tertib mengenai kawasan alam dengan risiko medan dan cuaca,” ucapnya.
Politikus Partai Nasdem ini juga mendesak Kementerian Pariwisata melakukan kajian manajemen krisis dan mengambil langkah konkret agar insiden ini tidak berdampak besar pada citra pariwisata Indonesia di mata dunia.
Menurut dia, kejadian ini menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pemerintah, terutama dalam sektor wisata ekstrem.
“Kita punya banyak sekali potensi wisata, termasuk gunung-gunung yang memiliki daya tarik bagi wisatawan yang suka mendaki,” ucapnya.
Jenazah Juliana Marins Dipulangkan ke Brasil dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
“Jadi harus ada pembenahan terhadap perencanaan untuk kejadian darurat agar peristiwa seperti Juliana di Gunung Rinjani tidak terjadi lagi,” kata Yoyok.
Ia mengakui bawa tidak ada pihak yang tahu kapan akan terjadi kecelakaan, namun hal itu dapat diminimalisir dengan memperkuat sisi keamanan.
“Tidak ada yang tahu kapan kecelakaan akan terjadi, tapi kita bisa mengupayakan untuk meminimalisir insiden di kawasan wisata dengan memperkuat sisi keamanan dan faktor keselamatan bagi pengunjung,” kata dia.