Air India Boeing 787-8 Dreamliner: Rahasia Irit Bahan Bakar Terungkap!

Air India Boeing 787-8 Dreamliner: Rahasia Irit Bahan Bakar Terungkap!

Jakarta – Pesawat Air India, sebuah Boeing 787-8 Dreamliner, yang pada masanya dikenal sebagai pesawat berteknologi mutakhir dan diklaim paling aman, mengalami kecelakaan tragis tak lama setelah lepas landas. Insiden memilukan tersebut mengakibatkan pesawat jatuh dan menimpa perumahan yang berlokasi dekat kampus sekolah kedokteran.

Bencana ini menelan korban jiwa yang sangat besar. Dari total 242 penumpang di dalam pesawat, 241 di antaranya tewas, sementara satu penumpang berhasil selamat. Jumlah korban tewas keseluruhan mencapai 265 orang, termasuk mereka yang berada di darat akibat dampak jatuhnya pesawat, dan 50 orang lainnya mengalami luka-luka.

Mengulas lebih dalam tentang armada yang terlibat, Boeing 787-8 Dreamliner adalah sebuah pesawat jet penumpang berbadan lebar dengan konfigurasi mesin ganda, hasil pengembangan dari Boeing Commercial Airplanes. Pesawat canggih ini dirancang untuk menampung antara 242 hingga 335 penumpang, umumnya dalam tata letak tiga kelas.

Reputasi Boeing 787-8 Dreamliner sebagai pesawat yang diklaim paling hemat bahan bakar memang sudah lama melekat. Pesawat ini merupakan pionir dalam penggunaan bahan komposit sebagai material utama konstruksinya, menjadikannya 20 persen lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar dibandingkan pendahulunya, Boeing 767. Keunggulan teknologinya juga terlihat pada sistem penerbangan elektrik, desain ujung sayap yang menyapu (raked wingtips), serta fitur chevron peredam kebisingan pada nacelle mesin.

Proses pengembangan Boeing 787 sendiri memiliki sejarah panjang. Awalnya dikenal dengan nama proyek 7E7, pesawat ini secara resmi berganti nama menjadi 787 pada Januari 2005. Peluncuran perdananya dilaksanakan pada 8 Juli 2007 di Pabrik Boeing yang berlokasi di Everett. Uniknya, pengembangan Dreamliner melibatkan jaringan pemasok global yang luas, dengan perakitan akhir dilakukan di pabrik Boeing di Everett dan Carolina Selatan.

Meskipun jadwal operasinya semula ditetapkan pada Mei 2008, proyek pesawat Boeing 787 menghadapi serangkaian penundaan. Namun, hambatan tersebut tidak menyurutkan langkah. Penerbangan perdana pesawat ini akhirnya berhasil dilakukan pada 15 Desember 2009, dan seluruh uji terbang rampung pada pertengahan tahun 2011.

Secara fisik, pesawat penumpang ini memiliki dimensi yang mengesankan. Dengan panjang total 224 kaki dan rentang sayap mencapai 197 kaki, tingginya menjulang hingga 55 kaki 10 inci. Bagian kabinnya didesain sangat luas, dengan tinggi 19 kaki 7 inci dan lebar 18 kaki, menawarkan volume ruang yang lapang mencapai 2.404 kaki kubik bagi penumpang.

Dalam operasionalnya, Boeing 787 Dreamliner diawaki oleh dua orang pilot. Pesawat ini memiliki kemampuan jelajah jarak jauh yang luar biasa, mampu menempuh hingga 6.430 mil laut. Kecepatan jelajahnya mencapai 490 knot, sementara kecepatan maksimalnya sedikit lebih tinggi, yaitu 515 knot. Dreamliner juga mampu mengudara hingga ketinggian optimal 43.000 kaki.

Untuk performa lepas landas dan pendaratan, Dreamliner memerlukan landasan sepanjang 9.400 kaki dan jarak pendaratan minimum 5.700 kaki. Bobot maksimum saat lepas landas pesawat ini dapat mencapai 553.000 pon, dengan berat kosong sekitar 295.500 pon. Kapasitas tangki bahan bakarnya pun sangat besar, mampu menampung hingga 33.384 galon.

Ida Rosdalina turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.