Di tengah riuhnya sorotan terhadap Timnas Malaysia yang dituding “dibombardir bola liar naturalisasi ilegal” dan melesat pesat, seorang warga kehormatan negeri jiran itu sekaligus eks pelatihnya, Ong Kim Swee, kini memikul tantangan berat di Liga 1 Indonesia. Fenomena naturalisasi kilat pemain asing memang telah mengubah lanskap sepak bola Malaysia secara drastis, menjadikannya topik hangat di kancah Asia Tenggara.
Perubahan dramatis tersebut terbukti nyata pada 10 Juni lalu, ketika Timnas Malaysia menghantam Vietnam dengan skor telak 4-0 di Kualifikasi Piala Asia 2027 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Kekalahan ini sangat mengejutkan bagi Vietnam yang selama 11 tahun tak pernah takluk dari Harimau Malaya. Dua gol pembuka dalam kemenangan dominan itu dicetak oleh duo wajah baru naturalisasi dari Amerika Latin, Joao Figueiredo dan Rodrigo Holgado. Kontribusi signifikan dari striker debutan asal Brasil dan Argentina ini kemudian menginspirasi dua gol berikutnya dari La’Vere Corbin-Ong dan Dion Cools, menegaskan kekuatan baru Malaysia.
Malaysia Difitnah, Media Tetangga Sebut Harimau Malaya Jadi Korban Propaganda Negatif Akibat Naturalisasi Ugal-ugalan
Kemenangan krusial ini menempatkan Timnas Malaysia di puncak Grup F, membuka lebar jalan mereka menuju putaran final Piala Asia 2027 di Arab Saudi. Sebaliknya, bagi Vietnam, kekalahan tersebut menjadi pukulan telak yang memperkecil harapan mereka untuk lolos, mengingat hanya juara grup yang berhak melaju. Demi menguji ulang kekuatannya atau memastikan apakah Malaysia benar-benar telah bertransformasi menjadi “monster” dengan wajah-wajah naturalisasi, Pelatih Vietnam Kim Sang-sik dijadwalkan akan menyiapkan timnya untuk menjamu Harimau Malaya pada 31 Maret 2026 mendatang.
Perubahan performa Timnas Malaysia yang mencolok ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ong Kim Swee. Sebagai figur yang dihormati dan mendapatkan gelar Datuk pada 11 Oktober 2013, dalam dirinya mengalir kental “darah biru” Harimau Malaya. Sebagian besar karier manajerialnya, yakni selama 12 tahun, telah ia abdikan untuk timnas negaranya, mulai dari tim usia muda hingga senior, termasuk perannya sebagai direktur teknik. Meskipun Kim Swee belum berhasil mempersembahkan prestasi gemilang saat melatih timnas senior Malaysia, ia sukses meraih medali emas SEA Games 2011 dan perak SEA Games 2017 kala menukangi tim U-22/U-23.
Tak Peduli Dicap Ilegal, Malaysia Siap Naturalisasi 10 Pemain Lagi
Kini, di saat Timnas Malaysia sedang menghadapi badai isu naturalisasi ilegal yang menghebohkan, Ong Kim Swee justru tengah fokus pada tantangan berat yang baru di Liga 1 Indonesia. Sebagai pelatih asing dari Malaysia, ambisinya begitu besar untuk mengangkat klub barunya, Persik Kediri, kembali ke puncak performa saat musim baru Liga 1 2025-26 bergulir bulan depan. Jika cita-citanya terwujud, nama Malaysia tentu akan harum di Indonesia, meski tak lantas menghilangkan bau tak sedap isu naturalisasi yang terus membayangi Harimau Malaya.
Pada musim Liga 1 sebelumnya, Persik Kediri sempat menunjukkan performa menjanjikan di paruh pertama, mengumpulkan 24 poin dan berhasil menembus empat besar. Namun, grafik performa mereka menurun drastis di paruh kedua, hanya mencatat dua kemenangan dan beberapa hasil imbang, sehingga terpuruk di posisi ke-12 klasemen akhir. “Begitulah sepak bola,” ujar Ong Kim Swee, yang sebelumnya pernah melatih Persis Solo sebelum menerima tawaran baru ini. “Namun, di musim ini skenarionya berbeda. Sekitar 50 persen pemain baru. Beberapa pemain asing kunci telah hengkang, dan kami telah mendatangkan beberapa pemain lokal.” Kim Swee juga membenarkan bahwa manajemen Persik telah mencapai kesepakatan dengan sejumlah pemain internasional. “Kami ingin lebih baik dari musim lalu. Itu satu-satunya target,” tandasnya optimistis.
Target Sudah Ditentukan, Mauricio Souza Ingin Langsung Bawa Persija Jakarta Juara Liga 1
Lebih lanjut, ia membandingkan kekuatan finansial Persik Kediri dengan klub-klub raksasa Tanah Air dalam upayanya membawa Macan Putih ke posisi terhormat. “Kami tahu di mana posisi kami secara finansial. Klub seperti Dewa United, Persib Bandung, dan Persija Jakarta memiliki anggaran yang jauh lebih besar. Kami tidak dapat dibandingkan dengan mereka,” jelas pelatih berusia 54 tahun itu. “Namun, kami dapat bersikap cerdas, membangun keseimbangan dalam skuad, dan berjuang untuk setiap poin,” tegasnya, menunjukkan strategi realistis.
Untuk menyongsong musim baru Liga 1, Persik Kediri telah merekrut beberapa pemain Indonesia berkualitas seperti bek Gavin Kwan, Novri Setiawan, Muhamad Firly; gelandang Irkham Milla, Wigi Pratama, Aulia Ramadhan; dan penyerang Yandi Sofyan. Beberapa bintang kunci di klub asal Jawa Timur ini meliputi penyerang internasional Indonesia Ezra Walian, bek tengah internasional Nepal Rohit Chand, dan kiper Brasil Leo Navacchio. “Orang-orang di sini (Persik) lapar, ambisius, dan ingin berkembang. Dan saya termotivasi,” pungkas Ong Kim Swee, menyiratkan semangat tinggi untuk menghadapi musim mendatang.